Analisis Rasio Keuangan untuk Keputusan Investasi

Analisis Rasio Keuangan untuk Pengambilan Keputusan Investasi: Jangan sampai uangmu melayang sia-sia! Memilih investasi ibarat memilih pasangan hidup – butuh pertimbangan matang. Jangan hanya mengandalkan insting, gunakan analisis rasio keuangan sebagai kompas andalanmu. Dengan memahami likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan incaran, kamu bisa membedakan mana calon investasi yang menjanjikan dan mana yang hanya janji manis semata.

Panduan ini akan membedah seluk-beluk analisis rasio keuangan, dari rumus hingga interpretasinya. Kita akan menjelajahi berbagai jenis rasio, membandingkannya antar industri, dan bahkan memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Siapkan kalkulator dan semangatmu, petualangan investasi cerdas akan segera dimulai!

Table of Contents

Pentingnya Rasio Keuangan dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Analisis rasio keuangan untuk pengambilan keputusan investasi

Berinvestasi itu seperti bermain judi, bedanya kalau judi cuma mengandalkan keberuntungan, investasi butuh strategi! Salah satu senjata ampuh dalam strategi investasi adalah analisis rasio keuangan. Dengan memahami rasio-rasio ini, Anda bisa melihat “jeroan” perusahaan incaran Anda, menilai potensinya, dan meminimalisir risiko agar dompet Anda tetap aman dan senyum Anda tetap mengembang.

Peran Rasio Keuangan dalam Mengevaluasi Kinerja Perusahaan

Rasio keuangan adalah alat ajaib yang mengubah angka-angka membosankan di laporan keuangan menjadi informasi berharga. Bayangkan laporan keuangan itu seperti resep masakan, angka-angka di dalamnya adalah bahan-bahannya. Rasio keuangan lah yang akan membantu Anda mengolah bahan-bahan mentah tersebut menjadi hidangan informasi yang lezat dan mudah dicerna. Dengan menganalisis rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas, Anda bisa menilai seberapa sehat perusahaan tersebut secara finansial, seberapa efisien manajemennya, dan seberapa besar potensi keuntungannya di masa depan.

Manfaat Rasio Keuangan untuk Mengurangi Risiko Investasi

Tidak ada investasi yang bebas risiko, tapi kita bisa meminimalisirnya. Analisis rasio keuangan berperan besar dalam hal ini. Dengan memahami rasio-rasio kunci, Anda bisa mengidentifikasi potensi masalah keuangan perusahaan sebelum masalah tersebut menjadi bom waktu yang meledak di portofolio investasi Anda. Misalnya, rasio likuiditas yang rendah bisa mengindikasikan kesulitan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, yang tentu saja berisiko bagi investor.

Jenis Investor yang Paling Diuntungkan dengan Analisis Rasio Keuangan

Sebenarnya, semua jenis investor bisa diuntungkan dengan analisis rasio keuangan, dari investor pemula hingga investor berpengalaman. Namun, investor yang lebih aktif dan memiliki pemahaman mendalam tentang pasar modal akan mendapatkan manfaat yang lebih besar. Analisis rasio keuangan membantu investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan terukur, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.

Perbandingan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Analisis rasio keuangan mewakili pendekatan kuantitatif, yang berfokus pada angka-angka dan data objektif. Namun, pendekatan kualitatif juga penting, yang mempertimbangkan faktor-faktor non-keuangan seperti kualitas manajemen, reputasi perusahaan, dan kondisi pasar secara keseluruhan. Kedua pendekatan ini saling melengkapi. Menggabungkan keduanya akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat sebelum mengambil keputusan investasi.

Perbandingan Tiga Jenis Rasio Keuangan Utama

Jenis Rasio Deskripsi Kegunaan Contoh
Likuiditas Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban segera. Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Kas (Cash Ratio)
Solvabilitas Kemampuan perusahaan membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menilai kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio), Rasio Cakupan Bunga (Times Interest Earned)
Profitabilitas Kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Menilai efisiensi dan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Return on Equity (ROE)
See also  Pengaruh Kebijakan Pemerintah terhadap Manajemen Keuangan Perusahaan

Jenis-jenis Rasio Keuangan dan Interpretasinya

Rasio keuangan, bagaikan detektif handal dunia bisnis, mampu mengungkap rahasia kesehatan finansial sebuah perusahaan. Dengan menganalisisnya, kita bisa melihat seberapa likuid, solvabel, dan menguntungkan suatu perusahaan. Jangan sampai tertipu oleh omongan manis, rasio keuanganlah yang bicara jujur!

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. Seberapa cepat perusahaan bisa mengubah asetnya menjadi uang tunai? Ini penting banget, lho, karena perusahaan yang kesulitan membayar tagihan bisa langsung kolaps!

  • Current Ratio: Menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancarnya. Rumusnya:

    Aset Lancar / Kewajiban Lancar

    . Semakin tinggi rasio ini (idealnya di atas 1), semakin baik kemampuan likuiditasnya. Bayangkan seperti ini: jika current ratio 2, artinya perusahaan punya dua kali lipat aset lancar untuk menutup kewajiban jangka pendeknya.

  • Quick Ratio (Acid-Test Ratio): Lebih ketat daripada Current Ratio, karena tidak memasukkan persediaan dalam perhitungan. Rumusnya:

    (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar

    . Kenapa persediaan dikeluarkan? Karena persediaan tidak selalu mudah dikonversi menjadi uang tunai. Bayangkan kalau perusahaan jualan baju, stok baju mungkin sulit terjual cepat jika trennya sudah berganti.

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Seberapa mampu perusahaan bertahan dalam jangka panjang? Ini penting untuk melihat kestabilan perusahaan dalam menghadapi badai ekonomi.

  • Debt to Equity Ratio: Menunjukkan proporsi pendanaan dari hutang terhadap ekuitas. Rumusnya:

    Total Hutang / Total Ekuitas

    . Rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan bergantung pada hutang. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar risiko keuangannya.

  • Times Interest Earned (TIE): Menunjukkan kemampuan perusahaan membayar bunga dari pendapatan sebelum bunga dan pajak. Rumusnya:

    Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) / Beban Bunga

    . Semakin tinggi rasio ini, semakin mampu perusahaan membayar kewajiban bunganya. Bayangkan, TIE 5 berarti perusahaan punya lima kali lipat kemampuan membayar bunga dari pendapatannya.

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Seberapa efisien perusahaan menghasilkan uang? Ini penting untuk menilai daya saing dan kinerja perusahaan.

  • Gross Profit Margin: Menunjukkan persentase laba kotor dari penjualan. Rumusnya:

    (Penjualan – Harga Pokok Penjualan) / Penjualan

    . Rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya produksi.

  • Net Profit Margin: Menunjukkan persentase laba bersih dari penjualan. Rumusnya:

    Laba Bersih / Penjualan

    . Ini adalah ukuran profitabilitas yang paling umum digunakan, menunjukkan seberapa banyak laba yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

  • Return on Equity (ROE): Menunjukkan tingkat pengembalian investasi bagi pemegang saham. Rumusnya:

    Laba Bersih / Total Ekuitas

    . Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan modal pemegang saham untuk menghasilkan laba.

Contoh Perhitungan Rasio Keuangan

Mari kita lihat contoh perhitungan rasio keuangan untuk perusahaan hipotetis, “Toko Kopi Senyum”. Data ini hanya ilustrasi, ya!

Rasio Rumus Toko Kopi Senyum
Current Ratio Aset Lancar / Kewajiban Lancar 1.5
Quick Ratio (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar 1.2
Debt to Equity Ratio Total Hutang / Total Ekuitas 0.8
Times Interest Earned EBIT / Beban Bunga 4.0
Gross Profit Margin (Penjualan – HPP) / Penjualan 40%
Net Profit Margin Laba Bersih / Penjualan 15%
Return on Equity Laba Bersih / Total Ekuitas 20%

Interpretasi Rasio Keuangan Berdasarkan Konteks Industri

Interpretasi rasio keuangan tidak bisa dilakukan secara mutlak. Rasio yang bagus untuk industri perbankan belum tentu bagus untuk industri teknologi. Misalnya, rasio Debt to Equity Ratio yang tinggi mungkin wajar untuk perusahaan konstruksi karena membutuhkan modal besar, tetapi bisa menjadi tanda bahaya untuk perusahaan teknologi yang lebih mengandalkan inovasi.

Perluas pemahaman Kamu mengenai Lembaga keuangan non bank penyedia pinjaman jaminan emas dan properti dengan resor yang kami tawarkan.

Perbandingan dengan perusahaan sejenis dan analisis tren rasio keuangan dari waktu ke waktu jauh lebih penting daripada hanya melihat angka tunggal. Ingat, konteks adalah raja!

Pelajari aspek vital yang membuat Download contoh laporan keuangan sederhana untuk usaha kecil menjadi pilihan utama.

Analisis Rasio Keuangan dalam Konteks Industri Tertentu

Analisis rasio keuangan untuk pengambilan keputusan investasi

Rasio keuangan, meskipun terlihat seperti angka-angka kering, sebenarnya adalah jendela ajaib yang mampu mengintip kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Namun, seperti kacamata baca, rasio ini perlu disesuaikan dengan “resep” industri masing-masing. Satu ukuran tidak cocok untuk semua! Mari kita selami bagaimana analisis rasio keuangan berbeda-beda, bergantung pada industri tempat perusahaan beroperasi.

Perbedaan Rasio Keuangan untuk Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa

Bayangkan membandingkan apel dan jeruk. Perusahaan manufaktur, dengan aset tetapnya yang besar seperti pabrik dan mesin, akan memiliki rasio aset tetap yang jauh lebih signifikan daripada perusahaan jasa yang mungkin hanya mengandalkan laptop dan koneksi internet. Rasio likuiditas, seperti rasio lancar, juga akan berbeda, karena perusahaan manufaktur mungkin memiliki siklus penjualan yang lebih panjang dibandingkan perusahaan jasa.

Sebagai contoh, Inventory Turnover Ratio (Rasio Perputaran Persediaan) akan menjadi sangat penting bagi perusahaan manufaktur, menunjukkan seberapa efisien mereka mengelola persediaan barang dagang. Sementara itu, perusahaan jasa mungkin lebih fokus pada Operating Margin (Margin Operasi) untuk mengukur efisiensi operasional mereka.

Rasio Keuangan Kunci untuk Perusahaan Teknologi

Dunia teknologi bergerak sangat cepat, sehingga rasio keuangan yang relevan pun harus mengikuti perkembangan zaman. Perusahaan teknologi seringkali memiliki aset tak berwujud yang signifikan, seperti paten dan merek dagang. Oleh karena itu, rasio yang mengukur nilai dan pertumbuhan aset tak berwujud menjadi sangat penting.

  • Return on Equity (ROE): Mengukur profitabilitas perusahaan relatif terhadap modal pemegang saham. Tinggi ROE menunjukkan efisiensi penggunaan modal.
  • Price-to-Earnings Ratio (P/E): Menunjukkan berapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap rupiah laba perusahaan. Rasio P/E yang tinggi bisa mengindikasikan potensi pertumbuhan yang tinggi, tetapi juga bisa menunjukkan valuasi yang terlalu mahal.
  • Growth Rate: Pertumbuhan pendapatan dan pengguna sangat penting untuk perusahaan teknologi. Pertumbuhan yang pesat biasanya menjadi daya tarik utama investor.

Perbandingan Rasio Keuangan Perusahaan di Sektor Ritel dan Sektor Properti, Analisis rasio keuangan untuk pengambilan keputusan investasi

Sektor ritel dan properti memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Perusahaan ritel fokus pada perputaran barang dan manajemen persediaan, sedangkan perusahaan properti berfokus pada manajemen aset jangka panjang dan arus kas.

Perusahaan ritel akan sangat memperhatikan Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) dan Inventory Turnover, sementara perusahaan properti lebih memperhatikan Occupancy Rate (Tingkat Hunian) dan Net Operating Income (NOI).

Tabel Ringkasan Rasio Keuangan Penting untuk Tiga Industri Berbeda

Rasio Manufaktur Teknologi Ritel
Rasio Likuiditas (Contoh: Rasio Lancar) Penting, mencerminkan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek. Relatif kurang penting dibandingkan rasio profitabilitas. Sangat penting, mencerminkan kemampuan memenuhi kewajiban dari penjualan harian.
Rasio Profitabilitas (Contoh: ROE) Menunjukkan efisiensi penggunaan aset dan modal. Sangat penting, menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari inovasi dan pertumbuhan. Menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari penjualan.
Rasio Aktivitas (Contoh: Perputaran Persediaan) Sangat penting, menunjukkan efisiensi manajemen persediaan. Kurang relevan dibandingkan rasio pertumbuhan. Sangat penting, menunjukkan seberapa cepat barang terjual.

Studi Kasus Analisis Rasio Keuangan Perusahaan di Industri Ritel

Bayangkan PT. Maju Jaya, sebuah perusahaan ritel yang menjual pakaian. Analisis rasio keuangan menunjukkan Inventory Turnover Ratio yang rendah, menunjukkan bahwa mereka memiliki persediaan barang yang terlalu banyak dan mungkin mengalami penurunan penjualan. Gross Profit Margin juga menurun, menunjukkan adanya masalah dalam penetapan harga atau biaya produksi. Kesimpulannya, PT.

Maju Jaya perlu melakukan peninjauan strategi manajemen persediaan dan penetapan harga untuk meningkatkan profitabilitas.

Menggunakan Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kinerja Masa Depan

Ramalan bola kristal mungkin masih jadi khayalan, tapi untungnya kita punya alat yang lebih akurat untuk mengintip masa depan keuangan perusahaan: analisis rasio keuangan! Dengan menganalisis tren rasio keuangan, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kesehatan finansial perusahaan dan potensi kinerjanya di masa mendatang. Bayangkan seperti memeriksa kesehatan pasien lewat tes darah—angka-angka itu bercerita banyak!

Tentu saja, membaca angka-angka saja belum cukup. Kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang tak kalah penting, seperti kondisi ekonomi makro, persaingan bisnis, inovasi teknologi, dan bahkan gosip di kantor (oke, yang terakhir mungkin berlebihan, tapi intinya adalah faktor kualitatif juga perlu dipertimbangkan!).

Tren Rasio Keuangan sebagai Indikator Kinerja

Melihat tren rasio keuangan selama beberapa periode (misalnya, lima tahun terakhir) memberikan gambaran yang lebih komprehensif daripada hanya melihat angka di satu titik waktu. Apakah rasio profitabilitas perusahaan terus meningkat? Apakah rasio likuiditas menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek? Pertanyaan-pertanyaan ini terjawab dengan menganalisis trennya.

Sebagai contoh, jika rasio return on equity (ROE) perusahaan terus meningkat selama lima tahun terakhir, ini bisa mengindikasikan manajemen yang efektif dan strategi bisnis yang berhasil. Sebaliknya, tren menurun bisa menjadi sinyal peringatan.

Faktor Kualitatif yang Mempengaruhi Kinerja

Analisis rasio keuangan hanyalah sebagian dari teka-teki. Faktor kualitatif, yang bersifat non-kuantitatif, juga sangat penting. Mengabaikan faktor-faktor ini bisa menyebabkan kesimpulan yang keliru.

  • Kualitas Manajemen: Tim manajemen yang berpengalaman dan kompeten akan berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan.
  • Kondisi Pasar: Permintaan pasar yang tinggi akan mendorong kinerja positif, sebaliknya, penurunan permintaan bisa menjadi ancaman.
  • Inovasi Produk: Perusahaan yang mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar cenderung lebih sukses.
  • Regulasi Pemerintah: Perubahan regulasi bisa berdampak signifikan terhadap operasional dan profitabilitas perusahaan.

Contoh Analisis Tren Rasio Keuangan

Mari kita bayangkan perusahaan X yang memproduksi sepatu. Berikut contoh analisis rasio keuangan selama lima tahun terakhir (angka-angka ini hanyalah ilustrasi):

Tahun Rasio Likuiditas (Current Ratio) Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin) Rasio Solvabilitas (Debt-to-Equity Ratio)
2019 1.2 5% 0.8
2020 1.5 7% 0.7
2021 1.8 9% 0.6
2022 1.6 8% 0.7
2023 1.9 10% 0.5

Dari tabel di atas, terlihat tren positif pada rasio likuiditas dan profitabilitas, sementara rasio solvabilitas menunjukkan perbaikan. Ini menunjukkan perusahaan X dalam kondisi keuangan yang semakin sehat.

Potensi Risiko dan Peluang Investasi

Berdasarkan analisis tren rasio keuangan, kita bisa mengidentifikasi potensi risiko dan peluang investasi. Misalnya, jika rasio hutang terhadap ekuitas meningkat secara signifikan, ini bisa menunjukkan peningkatan risiko keuangan. Sebaliknya, tren peningkatan profitabilitas bisa menjadi indikator peluang investasi yang menarik.

Penting untuk diingat bahwa analisis ini harus dikombinasikan dengan pemahaman yang mendalam tentang industri, kondisi pasar, dan strategi bisnis perusahaan.

Panduan Interpretasi Perubahan Rasio Keuangan

Perubahan rasio keuangan dari waktu ke waktu harus diinterpretasikan dengan hati-hati. Jangan hanya melihat angka-angka secara terpisah, tetapi perhatikan konteksnya. Bandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis (benchmarking) untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik. Perubahan yang signifikan harus diselidiki lebih lanjut untuk memahami penyebabnya.

Ingat, angka-angka hanya bercerita sebagian kisah. Kecerdasan dan kejelian Anda dalam menginterpretasikannya yang akan menentukan keputusan investasi yang bijak.

Membandingkan Rasio Keuangan Beberapa Perusahaan

Membandingkan kinerja keuangan beberapa perusahaan ibarat membandingkan apel dan jeruk – terlihat sama-sama buah, tapi rasanya bisa sangat berbeda! Analisis rasio keuangan membantu kita melihat “rasa” sebenarnya dari setiap perusahaan, melampaui sekadar angka penjualan yang menawan. Dengan membandingkan rasio kunci, kita bisa mengidentifikasi perusahaan mana yang memiliki strategi yang lebih sehat dan berpotensi memberikan keuntungan investasi yang lebih baik.

Perlu diingat, analisis ini hanyalah salah satu bagian dari proses pengambilan keputusan investasi yang lebih luas.

Tabel Perbandingan Rasio Keuangan Tiga Perusahaan Sepatu

Mari kita ambil contoh tiga perusahaan sepatu ternama yang terdaftar di bursa (nama perusahaan diganti dengan A, B, dan C untuk menjaga kerahasiaan, ya!). Berikut tabel perbandingan rasio keuangan mereka, yang difokuskan pada profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Angka-angka ini merupakan ilustrasi dan tidak mencerminkan perusahaan sebenarnya.

Rasio Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C
Rasio Keuntungan Bersih (Net Profit Margin) 15% 10% 8%
Rasio Likuiditas (Current Ratio) 2.0 1.5 1.0
Rasio Solvabilitas (Debt-to-Equity Ratio) 0.5 1.0 1.5

Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Terbaik

Berdasarkan tabel di atas, Perusahaan A tampak memiliki kinerja keuangan terbaik. Mereka memiliki rasio keuntungan bersih yang paling tinggi, rasio likuiditas yang sehat, dan rasio solvabilitas yang rendah, menunjukkan pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan minim risiko.

Faktor Penyebab Perbedaan Kinerja Keuangan

Perbedaan kinerja keuangan antara ketiga perusahaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Perusahaan A mungkin memiliki strategi pemasaran yang lebih efektif, efisiensi operasional yang lebih tinggi, atau inovasi produk yang lebih sukses. Sebaliknya, Perusahaan C mungkin menanggung beban utang yang lebih besar, sehingga rasio solvabilitasnya tinggi dan keuntungan bersihnya tergerus oleh beban bunga.

  • Strategi pemasaran dan branding yang berbeda.
  • Efisiensi operasional dan manajemen rantai pasokan.
  • Tingkat inovasi dan pengembangan produk baru.
  • Struktur modal dan beban utang.
  • Kondisi pasar dan persaingan industri.

Analisis SWOT Berdasarkan Rasio Keuangan

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) berdasarkan rasio keuangan memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Sebagai contoh, Perusahaan A memiliki kekuatan (Strengths) dalam profitabilitas dan likuiditas, tetapi mungkin memiliki kelemahan (Weaknesses) dalam hal ekspansi pasar jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara itu, Perusahaan C mungkin memiliki peluang (Opportunities) untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga menghadapi ancaman (Threats) berupa risiko keuangan yang lebih tinggi karena rasio solvabilitasnya yang tinggi.

Rekomendasi Investasi

Berdasarkan analisis rasio keuangan, Perusahaan A terlihat sebagai pilihan investasi yang lebih menarik di antara ketiga perusahaan ini. Namun, penting untuk diingat bahwa analisis ini hanya salah satu aspek dari proses pengambilan keputusan investasi yang lebih besar. Faktor-faktor lain seperti tren industri, kondisi ekonomi makro, dan analisis fundamental yang lebih mendalam juga perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan investasi.

Akhir Kata: Analisis Rasio Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Investasi

Jadi, telah kita lalui perjalanan seru menganalisis rasio keuangan. Ingat, angka-angka hanyalah sebagian dari cerita. Gabungkan analisis kuantitatif dengan pertimbangan kualitatif untuk keputusan investasi yang lebih bijak. Jangan takut untuk melakukan riset lebih lanjut dan konsultasi dengan ahli. Selamat berinvestasi, dan semoga portofoliomu selalu hijau!

See also  Keuntungan dan Kerugian Menjadi Trader Saham Full Time

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *