Perencanaan Alokasi Gaji Karyawan Baru dan Lama

Perencanaan alokasi gaji untuk karyawan baru dan karyawan yang sudah lama bekerja: Ah, gaji! Kata ajaib yang mampu mengubah raut wajah lelah menjadi senyum sumringah. Tapi, bagaimana memastikan keadilan dan kepuasan semua karyawan, baik yang baru bergabung maupun yang sudah bertahun-tahun berjuang bersama? Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk perencanaan alokasi gaji, dari perbedaan komponen gaji hingga strategi retensi karyawan yang jitu.

Siap-siap tercengang dengan rahasia menciptakan sistem penggajian yang adil dan efektif!

Menentukan besaran gaji yang tepat untuk karyawan baru dan lama merupakan tantangan tersendiri bagi setiap perusahaan. Perbedaan pengalaman, keahlian, dan kontribusi tentu harus dipertimbangkan. Artikel ini akan membahas secara rinci komponen-komponen gaji, perhitungannya, faktor-faktor yang mempengaruhi besaran gaji, serta aspek hukum dan regulasi yang perlu diperhatikan. Dengan pemahaman yang komprehensif, perusahaan dapat membangun sistem penggajian yang adil, transparan, dan memotivasi karyawan untuk memberikan kinerja terbaik.

Table of Contents

Perbedaan Alokasi Gaji Karyawan Baru dan Lama: Perencanaan Alokasi Gaji Untuk Karyawan Baru Dan Karyawan Yang Sudah Lama Bekerja

Alokasi gaji, sebuah seni perpaduan antara keadilan dan strategi bisnis. Bagi perusahaan, ini adalah investasi; bagi karyawan, ini adalah motivasi. Memahami perbedaan alokasi gaji antara karyawan baru dan lama adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan produktif. Mari kita selami seluk-beluknya!

Tabel Perbandingan Alokasi Gaji

Berikut perbandingan umum alokasi gaji, perlu diingat bahwa ini bersifat umum dan bisa bervariasi antar perusahaan dan industri. Angka-angka di bawah hanyalah ilustrasi.

Komponen Gaji Karyawan Baru (%) Karyawan Lama (%) Faktor Pengaruh
Gaji Pokok 70% 60% Masa Kerja, Kinerja, Posisi
Tunjangan (Kesehatan, Transportasi, dll.) 20% 25% Kebijakan Perusahaan, Posisi, Tanggungan Keluarga
Bonus & Insentif 10% (berbasis kinerja) 15% (berbasis kinerja dan senioritas) Kinerja, Target Tercapai, Masa Kerja

Tiga Faktor Utama Perbedaan Alokasi Gaji

Perbedaan alokasi gaji bukan semata-mata karena kejamnya bos, melainkan beberapa faktor rasional yang perlu dipertimbangkan.

  • Masa Kerja dan Pengalaman: Karyawan lama telah berkontribusi lebih lama, memiliki keahlian yang lebih matang, dan memahami seluk-beluk perusahaan. Ini pantas dihargai.
  • Kinerja dan Produktivitas: Karyawan yang konsisten menunjukkan kinerja tinggi dan berkontribusi signifikan pada keberhasilan perusahaan, wajar mendapatkan apresiasi lebih tinggi.
  • Tanggung Jawab dan Kompleksitas Tugas: Semakin tinggi posisi dan kompleksitas tugas, semakin besar tanggung jawab yang diemban, dan ini sejalan dengan kompensasi yang lebih besar.

Dampak Perbedaan Alokasi Gaji terhadap Motivasi dan Produktivitas

Sistem alokasi gaji yang adil dan transparan sangat penting untuk menjaga motivasi dan produktivitas karyawan. Jika karyawan merasa sistemnya tidak adil, bisa-bisa semangat kerjanya menurun drastis. Sebaliknya, sistem yang adil akan meningkatkan rasa penghargaan dan mendorong kinerja yang lebih baik.

Strategi Alokasi Gaji di Perusahaan Besar dan Kecil

Perusahaan besar biasanya memiliki sistem alokasi gaji yang lebih kompleks dan terstruktur, seringkali melibatkan berbagai jenjang jabatan dan skema kompensasi yang rinci. Perusahaan kecil mungkin lebih sederhana, namun tetap harus memperhatikan prinsip keadilan dan daya saing.

See also  Dampak Alokasi Gaji Tak Seimbang pada Kinerja

Skenario Alokasi Gaji Karyawan Baru Masa Percobaan Tiga Bulan

Selama masa percobaan, alokasi gaji biasanya fokus pada gaji pokok, dengan porsi tunjangan yang lebih kecil. Sebagai contoh, gaji pokok bisa 80% dari gaji standar, sisanya dapat diberikan secara bertahap setelah masa percobaan berhasil dilalui. Bonus hanya diberikan jika target kinerja tertentu tercapai.

Komponen Gaji dan Pertimbangannya

Perencanaan alokasi gaji untuk karyawan baru dan karyawan yang sudah lama bekerja

Nah, sekarang kita bahas yang seru-seru: gaji! Menentukan besaran gaji karyawan, baik baru maupun lama, itu ibarat meracik resep masakan. Butuh pertimbangan matang agar hasilnya lezat dan memuaskan semua pihak. Jangan sampai karyawan protes karena merasa kurang, dan perusahaan juga nggak jebol dompetnya!

Kita akan mengupas tuntas komponen gaji, pertimbangannya, dan contoh perhitungannya. Siapkan kalkulator dan semangat juangmu, ya!

Komponen Gaji Umum

Komponen gaji itu macam-macam, seperti layaknya hidangan komplit yang terdiri dari berbagai macam lauk pauk. Ada yang pokok, ada pula yang pelengkap, tapi semuanya penting untuk menciptakan rasa puas bagi karyawan.

  • Gaji Pokok: Ini adalah dasar dari semua gaji. Besarnya bergantung pada jabatan, kualifikasi, dan pengalaman. Contoh: Karyawan baru level entry level mungkin mendapatkan gaji pokok Rp 5.000.000, sedangkan karyawan lama dengan posisi manajer bisa mencapai Rp 20.000.000 atau lebih.
  • Tunjangan Kehadiran: Bonus untuk karyawan yang rajin masuk kerja. Biasanya berupa jumlah uang tetap per hari kerja. Contoh: Rp 50.000 per hari.
  • Tunjangan Kesehatan: Untuk membantu biaya kesehatan karyawan dan keluarga. Bisa berupa asuransi kesehatan atau uang santunan. Contoh: Partisipasi perusahaan dalam biaya asuransi kesehatan sebesar Rp 500.000 per bulan.
  • Tunjangan Transportasi: Untuk membantu biaya transportasi ke tempat kerja. Besarnya bisa berupa uang tetap atau berdasarkan jarak tempuh. Contoh: Rp 750.000 per bulan.
  • Bonus: Biasanya diberikan pada akhir tahun atau saat mencapai target tertentu. Besarnya bergantung pada kinerja dan keuntungan perusahaan. Contoh: Bonus akhir tahun sebesar satu bulan gaji.

Penentuan Gaji Pokok Karyawan Baru

Menentukan gaji pokok karyawan baru itu seperti memilih buah yang matang. Kita harus mempertimbangkan kematangan buah tersebut (kualifikasi dan pengalaman) agar sesuai dengan harapan.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kualifikasi pendidikan, pengalaman kerja sebelumnya, keterampilan khusus, dan posisi yang akan ditempati. Survei gaji di industri yang sama juga bisa menjadi referensi yang berguna.

Contoh Perhitungan Gaji

Mari kita lihat contoh perhitungan gaji untuk beberapa level jabatan. Angka-angka ini hanya ilustrasi, ya, bisa berbeda di setiap perusahaan.

Jabatan Gaji Pokok Tunjangan Kehadiran Tunjangan Kesehatan Tunjangan Transportasi Total Gaji
Karyawan Baru (Entry Level) Rp 5.000.000 Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 750.000 Rp 7.250.000
Supervisor Rp 10.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 14.000.000
Manajer Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Rp 25.500.000

Pentingnya Transparansi Penggajian

Transparansi dalam sistem penggajian itu seperti kaca yang jernih. Karyawan bisa melihat dengan jelas bagaimana gaji mereka dihitung. Hal ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Ketidakjelasan bisa menimbulkan prasangka dan ketidakpuasan.

Pedoman Penentuan Tunjangan dan Bonus

Menentukan besaran tunjangan dan bonus itu perlu perencanaan yang matang. Perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan keuangan, kinerja karyawan, dan standar industri. Sistem yang adil dan terukur akan menciptakan motivasi dan produktivitas yang tinggi.

Contohnya, bonus bisa dikaitkan dengan pencapaian target perusahaan atau kinerja individu. Sedangkan tunjangan bisa diberikan berdasarkan kebutuhan karyawan dan kemampuan perusahaan.

Perencanaan Gaji Berdasarkan Kinerja dan Potensi

Perencanaan alokasi gaji untuk karyawan baru dan karyawan yang sudah lama bekerja

Memberikan gaji yang adil dan memotivasi adalah seni. Bukan sekadar angka di slip gaji, tapi investasi untuk kinerja dan loyalitas karyawan. Bayangkan, gaji yang tepat bisa bikin karyawan semangatnya kayak superhero yang baru minum kopi tubruk! Sebaliknya, gaji yang kurang pas bisa bikin mereka lesu kayak baterai handphone yang udah mau habis. Nah, perencanaan gaji berdasarkan kinerja dan potensi adalah kunci untuk mencapai keseimbangan yang sempurna ini, menciptakan tim yang produktif dan bahagia.

Skema Kenaikan Gaji Berdasarkan Kinerja Tahunan

Sistem kenaikan gaji berbasis kinerja adalah sebuah sistem yang menghargai kerja keras dan dedikasi. Ini bukan hanya soal memberikan bonus, tetapi juga tentang memberikan penghargaan yang pantas atas kontribusi karyawan terhadap kesuksesan perusahaan. Dengan sistem yang transparan dan terukur, karyawan akan termotivasi untuk terus meningkatkan performanya. Bayangkan, setiap akhir tahun, mereka akan menanti-nantikan “bonus” berupa kenaikan gaji yang sesuai dengan jerih payah mereka.

Kriteria penilaian kinerja dapat mencakup: Kuantitas dan kualitas pekerjaan, kehadiran dan ketepatan waktu, inovasi dan kreativitas, kerja sama tim, dan kontribusi terhadap pencapaian target perusahaan. Bobot masing-masing kriteria dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas perusahaan. Misalnya, perusahaan startup yang sangat fokus pada inovasi mungkin akan memberikan bobot lebih tinggi pada kriteria kreativitas.

Contoh skema kenaikan gaji (persentase kenaikan berdasarkan peringkat kinerja): Peringkat “Melebihi Ekspektasi”: 8-10%, Peringkat “Memenuhi Ekspektasi”: 5-7%, Peringkat “Dibawah Ekspektasi”: 0-3% (atau bahkan penurunan gaji jika ada pelanggaran kode etik perusahaan). Tentu saja, angka-angka ini hanya contoh dan perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan dan strategi perusahaan.

See also  Alokasi Gaji Ideal Tarik dan Pertahankan Talenta Terbaik

Potensi Pertumbuhan Karir dan Alokasi Gaji

Potensi pertumbuhan karir seorang karyawan sangat berpengaruh terhadap alokasi gajinya. Karyawan dengan potensi tinggi, yang menunjukkan kemampuan memimpin dan inovasi, biasanya akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi untuk mencerminkan nilai dan kontribusi mereka di masa depan. Ini bukan sekadar soal penghargaan saat ini, tapi juga investasi untuk masa depan perusahaan.

Misalnya, seorang karyawan dengan potensi menjadi pemimpin tim akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang hanya fokus pada pekerjaan operasional, meskipun pengalaman kerja mereka sama. Perusahaan melihat potensi jangka panjang dan berinvestasi untuk mengembangkannya.

Program Insentif untuk Meningkatkan Kinerja

Program insentif, seperti bonus kinerja, komisi penjualan, atau penghargaan lainnya, merupakan alat yang ampuh untuk meningkatkan kinerja karyawan. Ini memberikan insentif tambahan bagi karyawan untuk mencapai target dan melampaui ekspektasi. Bayangkan, bonus yang menggiurkan bisa menjadi “suntikan semangat” yang membuat mereka bekerja lebih keras dan lebih efektif.

  • Bonus kinerja: diberikan berdasarkan pencapaian target yang telah ditetapkan.
  • Komisi penjualan: diberikan kepada karyawan penjualan berdasarkan jumlah penjualan yang mereka raih.
  • Penghargaan karyawan berprestasi: diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa.

Strategi Retensi Karyawan Melalui Sistem Penggajian yang Kompetitif

Sistem penggajian yang kompetitif sangat penting untuk mempertahankan karyawan berbakat. Gaji yang sesuai dengan pasar kerja dan berimbang dengan tanggung jawab dan keahlian karyawan akan membuat mereka merasa dihargai dan loyal terhadap perusahaan. Bayangkan, karyawan merasa nyaman dan terlindungi secara finansial, maka mereka akan lebih betah bekerja dan memberikan kontribusi terbaiknya.

Selain gaji pokok yang kompetitif, perusahaan juga perlu menawarkan benefit tambahan seperti asuransi kesehatan, program pensiun, dan cuti tahunan yang memadai. Semua ini akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan.

Sistem Evaluasi Kinerja Terintegrasi dengan Sistem Penggajian

Integrasi sistem evaluasi kinerja dengan sistem penggajian merupakan kunci keberhasilan dalam perencanaan gaji yang efektif. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk secara objektif dan transparan menilai kinerja karyawan dan menghubungkannya langsung dengan kenaikan gaji atau bonus. Sistem yang terintegrasi ini akan meminimalisir bias dan memastikan keadilan dalam pemberian penghargaan.

Contohnya, sistem ini dapat otomatis menghitung kenaikan gaji berdasarkan peringkat kinerja yang telah ditentukan, sehingga prosesnya menjadi lebih efisien dan transparan.

Aspek Hukum dan Regulasi dalam Penggajian

Salary template templates planning their salaries specific plan used payslip authority managing employees excel word format choose board comparison

Gaji, si penyelamat kehidupan kita setiap bulan. Tapi di balik nikmatnya menerima gaji, ada seluk-beluk hukum yang perlu kita pahami, baik bagi perusahaan maupun karyawan. Salah langkah sedikit, bisa-bisa kita berurusan dengan masalah hukum yang bikin pusing tujuh keliling! Mari kita selami dunia peraturan penggajian di Indonesia, dengan sedikit bumbu humor agar tidak terlalu serius.

Bayangkan, seperti bermain monopoli, tapi kali ini kita bermain dengan peraturan ketenagakerjaan. Salah langkah, bisa langsung ‘bankrupt’ alias kena sanksi! Oleh karena itu, memahami regulasi penggajian sangat penting untuk menghindari masalah hukum dan memastikan hubungan industrial yang harmonis.

Peraturan Perundang-undangan Terkait Penggajian

Di Indonesia, penggajian diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan, terutama Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan turunannya. Aturan ini mengatur berbagai hal, mulai dari upah minimum, komponen gaji, hingga jaminan sosial tenaga kerja. Jangan sampai dianggap remeh, ya! Karena aturan ini bak pedoman hidup yang harus ditaati agar terhindar dari masalah.

  • UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: Ini adalah kitab suci bagi dunia ketenagakerjaan Indonesia. Pelajari dengan seksama, ya!
  • Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri (Permen) terkait upah: Aturan-aturan ini akan menjelaskan lebih detail tentang besaran upah minimum, komponen gaji, dan lain sebagainya.
  • Peraturan daerah (Perda): Beberapa daerah mungkin memiliki peraturan daerah sendiri yang mengatur hal-hal spesifik terkait penggajian.
See also  Strategi Alokasi Gaji 2 Juta untuk Tabungan dan Investasi

Potensi Risiko Hukum Praktik Penggajian yang Tidak Sesuai Aturan

Bayangkan, Anda sedang asyik menikmati gaji, tiba-tiba ada surat panggilan dari instansi terkait. Duuh, ngeri! Praktik penggajian yang tidak sesuai aturan bisa berujung pada sanksi administratif, denda, bahkan tuntutan pidana. Contohnya, mengelabuhi besaran upah, menunda pembayaran gaji, atau tidak memberikan jaminan sosial tenaga kerja.

  • Sanksi administratif: Bisa berupa teguran, peringatan, hingga pencabutan izin usaha.
  • Denda: Besaran denda bervariasi tergantung jenis pelanggaran.
  • Tuntutan pidana: Dalam kasus pelanggaran yang serius, perusahaan atau pihak terkait bisa dijerat dengan tuntutan pidana.

Perbedaan Penggajian Karyawan Tetap dan Karyawan Kontrak, Perencanaan alokasi gaji untuk karyawan baru dan karyawan yang sudah lama bekerja

Ada perbedaan signifikan dalam penggajian karyawan tetap dan karyawan kontrak. Karyawan tetap biasanya memiliki hak yang lebih lengkap, termasuk jaminan sosial yang lebih komprehensif dan tunjangan yang lebih banyak. Sementara itu, karyawan kontrak umumnya memiliki masa kerja yang terbatas dan hak-hak yang lebih sedikit. Seperti langit dan bumi, perbedaannya cukup signifikan.

Aspek Karyawan Tetap Karyawan Kontrak
Masa Kerja Tidak terbatas Terbatas sesuai kontrak
Jaminan Sosial Lebih lengkap Terbatas atau sesuai kesepakatan
Tunjangan Lebih banyak Lebih sedikit atau tidak ada

Contoh Perjanjian Kerja yang Mencakup Detail Sistem Penggajian

Perjanjian kerja yang baik dan jelas sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman. Perjanjian ini harus mencakup detail tentang sistem penggajian, termasuk besaran gaji, komponen gaji, jadwal pembayaran, dan mekanisme penyelesaian masalah.

Contoh klausul: “Gaji pokok karyawan sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan, dibayarkan setiap tanggal 25 setiap bulannya. Gaji tersebut belum termasuk tunjangan hari raya (THR), tunjangan kesehatan, dan tunjangan lainnya yang diatur dalam peraturan perusahaan.”

Rekomendasi untuk Memastikan Kepatuhan Terhadap Peraturan Ketenagakerjaan dalam Hal Penggajian

Untuk memastikan kepatuhan, perusahaan perlu memiliki sistem penggajian yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. Konsultasi dengan ahli hukum ketenagakerjaan juga sangat dianjurkan. Jangan sampai gara-gara urusan gaji, perusahaan malah harus berurusan dengan hukum!

  • Buatlah sistem penggajian yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik.
  • Pastikan semua komponen gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • Bayar gaji tepat waktu dan sesuai dengan kesepakatan.
  • Sediakan jaminan sosial tenaga kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  • Konsultasikan dengan ahli hukum ketenagakerjaan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan.

ArrayPension retirement gobankingrates

Merencanakan alokasi gaji yang efektif bak menyusun puzzle raksasa: butuh ketelitian, strategi, dan sedikit keberuntungan agar semua potongan pas dan menghasilkan gambaran yang indah (yaitu, karyawan bahagia dan produktif!). Mari kita telusuri beberapa studi kasus dan rekomendasi praktis untuk membantu Anda menguasai seni ini.

Studi Kasus: Perusahaan Teknologi “Inovasi Terbang Tinggi”

Perusahaan teknologi “Inovasi Terbang Tinggi” menerapkan sistem alokasi gaji berbasis kinerja dan potensi. Struktur gajinya terdiri dari gaji pokok, bonus kinerja (berdasarkan pencapaian target proyek), dan saham perusahaan (untuk karyawan senior yang berkontribusi signifikan). Komponen gaji dihitung secara transparan, dengan formula yang jelas dan mudah dipahami. Kenaikan gaji diberikan dua kali setahun, berdasarkan evaluasi kinerja dan potensi pertumbuhan karyawan.

Sistem ini terbukti efektif meningkatkan produktivitas dan retensi karyawan, karena karyawan merasa diapresiasi dan termotivasi untuk mencapai target.

Rekomendasi Peningkatan Efektivitas Sistem Alokasi Gaji

Untuk meningkatkan efektivitas sistem alokasi gaji, beberapa rekomendasi berikut patut dipertimbangkan. Rekomendasi ini dirancang untuk menciptakan sistem yang adil, transparan, dan memotivasi.

  • Implementasi Sistem Penilaian Kinerja yang Objektif: Gunakan metode penilaian yang terukur dan terdokumentasi dengan baik, hindari penilaian subjektif yang bias.
  • Transparansi dalam Struktur dan Komponen Gaji: Buatlah struktur gaji yang mudah dipahami oleh semua karyawan, jelaskan dengan rinci setiap komponen gaji dan bagaimana kenaikan gaji dihitung.
  • Penyesuaian Gaji Berdasarkan Pasar: Lakukan riset gaji secara berkala untuk memastikan gaji yang diberikan kompetitif di pasar.
  • Program Pengembangan Karyawan: Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan dasar untuk kenaikan gaji yang adil.
  • Sistem Reward dan Pengakuan: Berikan penghargaan dan pengakuan atas prestasi karyawan, baik secara finansial maupun non-finansial.

Grafik Hubungan Alokasi Gaji dan Kepuasan Karyawan

Bayangkan sebuah grafik garis. Sumbu X mewakili tingkat alokasi gaji (dari rendah ke tinggi), sementara sumbu Y mewakili tingkat kepuasan karyawan (dari rendah ke tinggi). Grafik tersebut menunjukkan tren positif: seiring peningkatan alokasi gaji, tingkat kepuasan karyawan juga cenderung meningkat. Namun, penting untuk diingat bahwa korelasi tidak selalu berarti kausalitas. Faktor lain seperti lingkungan kerja, kesempatan pengembangan karir, dan budaya perusahaan juga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan karyawan.

Grafik ini hanya menggambarkan tren umum, dan hasilnya bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor.

Langkah-langkah Implementasi Sistem Alokasi Gaji Baru

  1. Analisis Kebutuhan: Lakukan analisis menyeluruh terhadap sistem alokasi gaji yang ada, identifikasi kekurangan dan kebutuhan perusahaan.
  2. Perencanaan Sistem Baru: Desain sistem alokasi gaji baru yang adil, transparan, dan sesuai dengan strategi bisnis perusahaan.
  3. Komunikasi dan Partisipasi Karyawan: Libatkan karyawan dalam proses perencanaan dan implementasi untuk memastikan penerimaan yang baik.
  4. Pelatihan dan Edukasi: Berikan pelatihan kepada karyawan dan manajer tentang sistem alokasi gaji yang baru.
  5. Monitoring dan Evaluasi: Pantau dan evaluasi secara berkala efektivitas sistem alokasi gaji yang baru, lakukan penyesuaian jika diperlukan.

Akhirnya, kita sampai di penghujung perjalanan mengasyikkan dalam dunia perencanaan alokasi gaji. Semoga penjelasan di atas memberikan wawasan baru dan membantu perusahaan dalam membangun sistem penggajian yang adil, efektif, dan menguntungkan bagi semua pihak. Ingat, gaji bukan hanya sekadar uang, tapi juga bentuk apresiasi dan investasi untuk masa depan perusahaan.

Selamat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif!

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *